Sejarah dan Asal-usul Suku Banjar & Kebudayaannya
Sejarah Suku Banjar adalah salah satu suku di Indonesia yang mendiami wilayah Kalimantan Selatan . Mereka memiliki sejarah dan budaya yang dalam dan unik.
Suku Banjar memiliki latar belakang keturunan yang bervariasi dari perpaduan suku-suku Bukit, Maanyan, Lawangan, dan Ngaju. Suku ini juga memperoleh pengaruh yang signifikan dari budaya Melayu dan Jawa.
Sejarah asal-usul suku Banjar dapat ditelusuri dari campuran etnis beberapa suku, dengan dominasi dari suku Dayak.
Sejarah dan Asal-usul Suku Banjar
Kata “banjar” dalam Bahasa Jawa adalah singakatan dari kerja kata “mbanjarke,” yang memiliki arti memisahkan dan mengatur ulang. Dalam artian harfiah, istilah tersebut kemudian diambil sebagai etnonim karena telah menjadi umum di masyarakat Kalimantan.
Suku banjar adalah bagian dari kelompok masyarakat Dayak yang lebih besar. Suku ini telah mengalami asimilasi terutama dalam hal agama, budaya, dan aspek lainnya dengan pengaruh dari luar.
Dalam sejarahnya, suku Kedayan dan Dayak Kendayan memiliki ikatan kekerabatan dengan Suku Banjar.
Menurut mitologi suku Dayak Meratus (atau Dayak Bukit), Suku Banjar, terutama Banjar Pahuluan, dan Suku Bukit berasal dari dua saudara, yaitu Si Ayuh (Sandayuhan) yang menjadi leluhur suku Bukit, dan Bambang Basiwara yang menjadi leluhur suku Banjar.
Dalam cerita rakyat berbahasa Dayak Meratus, terungkap bahwa nenek moyang orang Banjar yang bernama Bambang Basiwara, adalah adinda dari nenek moyang orang Dayak Meratus yang bernama Sandayuhan.
Bambang Basiwara digambarkan sebagai adinda yang lemah secara fisik namun cerdas secara intelektual. Sementara Sandayuhan digambarkan sebagai kakak yang kuat secara fisik dan ahli dalam pertempuran.
Baca Juga : Tips Untuk Menjalankan pola Makan Sehat Bergizi Dan Seimbang Dengan Baik
Orang dari suku banjar merupakan keturunan Dayak yang telah memeluk Islam dan mengadopsi adat istiadat Jawa, Melayu, Bugis, dan Cina sejak zaman kuno.
Masyarakat suku Banjar juga sering disebut sebagai orang Dayak pesisir, sehingga memiliki ciri khas yang sedikit berbeda dengan mayoritas suku Dayak di daerah pedalaman Kalimantan.
Masyarakat suku Banjar cenderung menerapkan gaya hidup dan norma-norma yang berlandaskan ajaran Islam.
Kebudayaan Khas Suku Banjar
Budaya dan tradisi masyarakat Banjar adalah hasil dari proses asimilasi selama berabad-abad yang dipengaruhi oleh kepercayaan Islam. Budaya Islam diperkenalkan oleh pedagang Arab dan Persia.
Ekspresi budaya Banjar tercermin dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya, terutama dalam bentuk kesenian, tarian, musik, pakaian, permainan, dan upacara adat tradisional.
Tata nilai dan norma-norma sosial Banjar yang berasaskan Islam terus dijaga dan dilestarikan. Hal ini tercermin dalam aktivitas keseharian mereka.
Ini juga tercermin dalam berbagai pertunjukan seni Banjar yang sering diadakan dalam acara resmi, seperti tarian dan lagu khas Banjar.
Begitu pula dengan upacara adat khas Banjar yang biasanya dilangsungkan dalam peristiwa-peristiwa penting seperti pernikahan, kelahiran, atau peringatan-peringatan lain yang signifikan.